Tuesday, September 19, 2006

(pertama kali) hatiku "tertampar"

Seharusnya yang tertampar adalah sesuatu yang bisa disentuh kan?
Sedangkan hati, apakah bisa disentuh secara langsung?
I dont think so...
Kalo tertampar fisik sih, dia pernah melakukannya,
Even dia cuman becanda...

Sebenarnya, sejak aku dapet sms darinya
"Kalo ada apa-apa, cerita aja, Re.. Gak ada salahnya kan berbagi ^_^"
Jujur aku kaget, tiba2 dia sms gitu
Enggak mungkin ada asap kalo enggak ada api, kan...

Tapi,waktu itu aku cuekin aja...
Dan baru hari ini aku tau
Dari pengakuannya
Kalo dia emang merasa aku butuh "seseorang" untuk share

Dia berhasil masuk dalam hidupku
Tepatnya mungkin dalam hatiku
Dan tanpa kusadari, dia berhasil membuka hatiku
Mungkin aku sadar, tapi enggak sepenuhnya, masih separuh sadar...

Waktu itu aku merasa ada yang janggal...
Tiba2 aja aku merasa enggak nyaman
Dia begitu peduli padaku
Dia selalu mengingatkan aku

Padahal aku merasa dia adalah "orang baru"
Dalam beberapa tahun terakhir ini,
Orang silih berganti datang kepadaku (yang enggak secara langsung, tapi akhirnya dekat)
Dimana aku yang harus care ke mereka
Harus memperhatikan mereka
Tapi, sekarang jadi terbalik
Aku yang berada di posisi itu
Jujur aku kaget sekali
Tapi, sekaligus juga senang, happy

Kalo ternyata aku visible
Kalo ternyata aku juga "di-orang-kan"
Mungkin orang2 terdekatku yang bener tau
Apa yang kulakukan jika membantu orang lain
Hanyalah bentuk pembuktian diri
Bahwa aku ini HIDUP
Bahwa aku ini ADA

Aku sadar harusnya membantu itu kan tanpa pamrih
Aku toh ikhlas terhadap apa yg udah kulakukan
Tapi itulah yang akhirnya kusadari akhir-akhir ini
Seorang teman baik mengingatkan, bahwa hidup itu harus ikhlas Lillahi Ta'Ala
Apapun hanya untuk mendapatkan RidhoNYA semata
Enggak boleh lebih...
Bukankah esensi manusia hidup hanya untuk menyembah kepadaNYA semata?

Yang membuatku "tertampar" adalah (mungkin) harga diriku
Mungkin juga rasa gengsiku
Selama ini aku hanyalah sendirian saja
Menghadapi semuanya sendiri
Emang mungkin ada beberapa teman dekat...
Tapi, tidak sampai menjangkau hatiku sedalam ini
Waktu itu ada yang bilang ke aku
Sampai kapan kamu akan melakukan untuk orang lain?
Kapan kamu berpikir untuk dirimu?
Tapi saat itu,aku cuma berpikir
Enggak ada yang bikin aku Hebat di mata mereka
Enggak ada yang bikin aku Berharga di mata mereka
(mungkin karena aku minder aja)

Dari akademis, aku enggak hebat
Dari sisi fisik, fiuuuhhh biasa kok
Dari kemampuan dan bakat? Enggak ada yang menonjol rasanya...
Mungkin orang menilai aku enggak bersyukur
Tapi inilah caraku bersyukur
Berusaha membantu orang lain
At least, saat mereka bisa tersenyum kembali
Berasa dapet suatu energi, yang enggak tau dari mana datangnya

Makanya, saat akhirnya tau
Dia berhasil merogoh hatiku
Rasanya enggak rela
Karena baru juga deket beberapa hari
Tapi dengan dahsyatnya hal itu terjadi
Tapi, setelah menilik lubuk hatiku
Aku juga "tertampar" bahwa ada hal lain
Saat aku jatuh, terjerembab seorang diri
Aku selalu mengadu padaNYA
Mohon petunjuk kepadaNYA
Mungkin Illahi mengirimkan dirinya saat ini
Untuk membantu diriku

Kenapa harus mempertanyakan
Bagaimana dia dengan hebatnya berhasil "masuk"?
Kenapa buang2 waktu dengan memikirkannya?
Kenapa enggak berusaha bersyukur
Akan kehadirannya disini, saat ini
Aku percaya setiap ada pertemuan,
Pasti suatu saat ada perpisahan

Mungkin aku takut dekat dengan orang lain
Karena jika perpisahan datang,
Aku harus siap
Dan mungkin aku tidak siap untuk itu
(Sekali lagi) Seorang teman berkata,
Semua yang ada di dunia ini,
Hanyalah miliknya semata
Kita hanya bertindak sebagai "Tukang Parkir"
Tugas kita menjaga "mobil-mobil" itu hingga nanti diambil olehNYA
Saat DIA mengambil milikNYA, apa kita punya hak untuk protes?
Enggak kan, semua itu adalah amanahNYA
Yang harus dijaga dan dipertanggung jawabkan nantinya

Diantara malam-malam panjang
Saat aku bersujud padaNYA
Ada satu yang kupinta pada Illahi,
"Ya Allah, dekatkan aku pada orang-orang yang memberiku kebaikan"
"Dan juga aku memberikan kebaikan terhadap mereka"
"Jauhkanlah, jika orang-orang ini, tidak memberi kebaikan padaku"

Jadi, semuanya aku serahkan dan pasrahkan
Kepada Illahi Rabbi
Dzat, yang Maha Mengetahui
Apa yang terbaik untuk diriku
Apa yang terbaik untuk orang-orang yang aku sayangi

Saat ini, hanya ingin bersyukur padaNYA semata
Akan kehadiran dirinya
Entah sampai kapan
Aku hanya ingin menjaga amanahNYA
Dengan hati yang ikhlas, insyaALLAH...


Alhamdulillahhirabbil 'Alamien...
It's dedicated for HER. Karena telah berhasil membuka hatiku, mataku dan jiwaku yang telah tertidur, serta berhasil mengeluarkanku dari tempurung. Maafkan jika selama kita saling mengenal, aku hanya bisa melukai, mengecewakan, merepotkan dirimu. Hanya dua orang yang bisa membuatku merasa nyaman, yang bisa membantuku berpikir "out of the Box", HIM dan dirimu. Semoga hal ini, enggak cuma jadi perenungan semata, tapi bisa menjadi titik balik diriku, menuju insan yang lebih baik dan lebih baik lagi, terutama di hadapanNYA (Terutama dalam Ramadhan kali ini, dan seterusnya...).Terimakasih atas segalanya. Tolong ingatkan aku jika terlalu berlebihan, keluar dari batas, dan hal-hal negatif lainnya. Semoga ALLAH selalu memberikan cahayaNYA kepadamu, sehingga dapat menuntun dirimu dan orang-orang yang kau sayangi menuju jalanNYA. (Jikalau dirinya tidak sempat membacanya, itu tidak apa2, aku yakin dia mengerti hatiku, karena dia selalu begitu...)

Untuk teman2... yang sudah menguatkan aku, dengan petuah-petuahnya yang sangat berharga itu (notabene intinya mengingatkan aku padaNYA dan firmanNYA), Aku berterima kasih dengan sangat atas perhatian dan kepedulian kalian terhadap diriku. Mungkin aku enggak bisa membalasnya sekarang, insyaALLAH ALLAH Ta'Ala yang akan membalasnya ya....


*Hari ini ribet dikejar deadline (terlalu 'lemah' dengan control my self, esp my mind) akhirnya siang cuma kemasukan teh botol sampai malam ini... *

posted by Rere @ 18:21,


2 Comments:

At 19 September, 2006 22:27, Anonymous Anonymous said...

Lho ??? menerima dengan ikhlas keadaan diri sendiri kan juga suatu wujud beryukur toh ????

Lagian, ngga akan suatu kaum akan berubah nasib selama kaum itu ngga berusaha sendiri ya ???

Re, engga ada salahnya kok kesendirian, selama kta masih dikaruniai akal dan hati yg jernih, InsyaAllah semua baik2 saja....toh, pd hakekatnya semua berpuulang dalam kesendirian....tanpa sodara dan org tercinta yg menemani.

Heh, sejak kapan dlm tempurung ?? prasaan kemaren kuliah ya ? kapan keluarnya ??? hehehe.... ngga ada salahnya kemasukan teh botol, toh botolnya aja udah bikin kenyang kok, apalagi tehnya ya ????  

At 21 September, 2006 16:52, Blogger ... nat! said...

danke, buat postingannya, tapi aku
gak mo comment banyak,...

just klik :

http://aersam.blogspot.com/2006/09/yang-ini-buatmu.html

^_^